Untuk bisa ke Pulau Tidung dapat melalui
berbagai dermaga yang siap memberangkatkan para pengunjung dari wilayah
Jakarta sampai Pulau Tidung. Yang pertama adalah dari Muara Angke dari
sini perjalanan di tempuh sekitar 2 - 3 jam perjalanan atau melalui Marina Ancol dari Dermaga
17 Marina Jaya Ancol (dari dermaga ini pengunjung harus mengeluarkan
tiket 2 kali satu untuk masuk ke ancol satu lagi untuk naik perahu).
Dari Tangerang bisa di tempuh dari pelabuhan Rawasaban ( KALI CITUIS ) BISA juga dengan carter Kapal speed Sea Leader Marine Luxury Yacht yang selalu siap mengantar pengunjung ke pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu.
Di Pulau Tidung
para pengunjung dapat melakukan berbagai aktifitas seperti berenang,
berkano, memancing dan lain sebagainya. Pulau Tidung terdiri dari dua
bagian yakni Pulau Tidung besar dan Pulau Tidung kecil kedua pulau di
hubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 2 kilometer. Para pengunjung
dapat berjalan di atas jembatan yang menghubungkan kedua Pulau tersebut
dan melihat betapa jernih dan birunya laut yang terdapat di bawah
jembatan membuat anda tidak sabar untuk segera berenang di laut yang
dangkal bersih dan indah.
Pulau Tidung besar merupakan kawasan
hunian utama dimana sekitar 4000 penduduk bermukim di pulau ini,
sehingga menjadikannya sebagai salah satu pulau yang memiliki penduduk
terbanyak di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Sementara
Pulau Tidung besar memiliki penduduk yang jauh lebih sedikit dan
merupakan kawasan tempat pengembangbiakan tanaman mangrove dengan
ilalang, pantainya memiliki pasir putih lembut dan terdapat karang serta
belgai macam ikan hias. Lebar Pulau Tidung hanya 200 meter tetapi
panjangnya mencapai 5 kilometer, pantai di sekitar Pulau Tidung
cendreung dangkal karena di sekeliling pulau terlindungi oleh karang
yang melindungi dari ombak membuat pantai menjadi tenang, dihuni beragam
ikan hias yang menarik serta aman untuk berenang.
Nama Pulau
Tidung berasal dari kata 'Tidung' yang berarti berlindung, nama ini
diambil karena di jaman dahulu pulau ini merupakan tempat yang sering
digunakan oleh para bajak laut yang sering merusuh untuk berlindung dan
bersembunyi di pulau ini. Selain itu Pulau Tidung juga di yakini juga
pernah menjadi perlindungan seorang Panglima bernama Panglima Hitam yang
merupakan panglima dari kerajaan Tarakan yang kalah dalam sebuah
peperangan suku yang terjadi disana dan terpaksa melarikan diri dan
berlindung di pulau ini. Dan yang tidak kalah menariknya seorang sultan
Banten yang getol menyiarkan Islam di daerah tersebut yakni Fatahillah,
juga merencanakan penyerangan dan strategi menyerang Malaka juga dari
Pulau ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar